Sunday, June 30, 2019

Bullying (1)



            Hana adalah murid kelas 6 SD. Dia adalah murid teladan di kelasnya, selain pintar, ia juga baik hati dan disukai semua orang. Itulah sebabnya ia sangat popular di kelasnya. Sekali-kali dia ke lantai bawah saat istirahat untuk bermain bersama adik-adik kelasnya. Keluarganya mempunyai toko kue bernama ‘Funny Raimbow cake shop’ yang membuat banyak kue enak. Sekali-kali Ibunya mengarjakan Hana bagaimana membuat kue yang enak. Rambut hana berwarna cokelat pendek dikucir 2 kebawah.

            Di kelas, saat istirahat pertama, Winda, teman dekat Hana menghampiri Hana.
“Hana, hari ini ada rapat mading. Ayo ke ruang rapat! Yang lainnya sudah menunggu!” katanya
“ah, sayang sekali ya, hari ini Aku harus main petak umpet bersama anak-anak kelas 1… tapi karena hari ini penting, Aku ikut ayo berangkat!”
Karena Hana pandai membuat artikel, Hana dipilih oleh Guru untuk bergabug ke kelompok mading. Kelompok mading adalah kelompok yang mengurusi mading. Ketuanya adalah Zorla, wakil ketuanya adalah Diandra.

            Di ruang rapat…
“karena sebentar lagi ada festival sekolah, Guru memberi kita tugas untuk membuat hiasan mading menjadi berubah. Untuk desain mading dibuat oleh Maria, yang menghiasya adalah Chaca, Kaila, dan Naziva. Untuk pengumuman poster festival dibuat olehku karena Aku pandai membuat pengumuman poster, untuk menggambar dibuat oleh Diandra, dan sisanya tidak usah bekerja” jelas Zorla.

“maaf, Aku tidak setuju. Menurutku, sebaiknya desain mading dibuat oleh Chaca karena dia baru saja memenangkan kompetisi mendesain rumah. Jadi Aku yakin dia bisa mendesain papan mading dengan bagus, jadi, Maria bertugas menghias mading karena dia sudah lama berhasil memenangkan lomba membuat prakarya, selain itu, nilai kreasinya selalu bagus. Kalau tugas poster pengumuman festival dibuat oleh Aku dan Winda, Aku mengurusi kata-katanya dan Winda mengursi bagian gambarnya. Sementara Diandra dan Zorla menggambar. Gambar kalian selalu bagus-bagus dan lucu kan?” Tanya Hana.

“wah, Aku setuju! Semua anggota kelompok mading ditugaskan sesuai dengan kemampuannya masing-masing!” seru Chaca

“NGGAK SUDI!!!” teriak Zorla

“mengapa Zorla? Hana kan benar juga?” Tanya Naziva

“Aku ini kan ketua! Jadi, sebaiknya Aku yang membagikan tugas mading!” bentak Zorla.

“tapi, nggak kamu juga, kasih kesempatan orang lain untuk membagikan tugas dong!” kata Chaca

“Zorla egois sekali!” kata Diandra

“iya! Kami tidak settuju dengan pendapatmu! Aku tidak bisa mendesain! Lagipula, kau pasti sengaja membagikan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan kami agar Guru memarahi kami karena hiasan mading jelek!” tolak Maria

“huh! Terserah kalian saja! Aku tidak akan membantu!”kata Zorla

“mmm… teman-teman… ayo kita bekerja sama di rumahku ya? Nanti kalian boleh ambil kue yang kalian sukai secara gratis di toko kueku!” ajak Hana

“wah! Setuju!” seru Winda

“Aku sudah sering ke toko kuenya Hana! Kuenya enak-enak lho!” seru Naziva

“masa sih? Aku mau coba ah!” seru Diandra

“Hana!!! Beraninya kau mempermalukan Aku didepan semua orang! Awas saja kau!!!” batin Zorla.

            Esoknya, saat Hana masuk ke kelas, semuanya mengacuhkan Hana.
“selamat pagi… tumben semuanya pada diam begini?”Tanya Hana.
Lalu, Hana kaget saat dia melihat bangkunya kotor dan berantakan, padahal dia selalu menjaga kerapihan bangkunya. Selain itu, ada tulisan dengan spidol permanent, tulisan ‘cewek sampah, sok pintar, sombong, jelek, jelek, jelek!’ dan tulisan ‘jelek mati sana!’ melihatnya saja Hana sudah ingin menangis!. Lalu, Zorla datang kepada Hana. Dia mendorongnya sampai ke dinding kelas.

“aw! Aduh! Sakiittt!!! Apa yang kamu lakukan Zorla?!”

“wah, maaf ya, tapi orang lemah sepertimu cocok didorong ke dinding! Hahaha!” tawa Zorla

“wah, kasihan deh, nggak ada yang mau nolongin! Bahkan teman-teman kelas sekalipun!”ejek Diandra.

“semua teman sekelas sudah nggak peduli lagi padamu! Kamu sih mempermalukanku didepan semua anggota mading!” bisik Zorla.

“hiks”
Hana menangis. Tega sekali Zorla berbuat seperti itu, bahkan sampai-sampai dia ditindas.

            Saat makan siang hari ini, menunya adalah nasi omelet dengan udang goreng dan susu cokelat, menu kesukaan Hana! Tapi…

PRAK!

Makan siang Hana dibuang ke lantai oleh Zorla, iandra, dan Winda. Untung saja itu piring plastik!

“wah, maaf ya tapi, orang sepertimu cocok makan di lantai didepan semua orang!”kata Zorla

“he… hentikan!!!” teriak seorang anak kelas satu berambut pendek dikucir 2.

“bocah! Jangan ganggu Aku! Bukan urusan kau!” kata Diandra

Hana kenal dengan anak itu. Anak itu adalah anak kelas satu yang sangat suka bermain dengannya. Namanya adalah Miya.

“jangan ganggu Kak Hana! Kak Hana kan lagi makan! Memangnya Kakak mau diganggu seperti Kak Hana?!”
Miya memeluk Hana.

“bocah! Jangan ganggu kami!” Diandra mendorong Miya sampai terjatuh.
Semua melihat pertengkaran itu

“apa yang kalian lakukan?! Dia kan anak kelas satu! Berani-beraninya kalian kasar pada anak yang lebih kecil!”  benta Hana

“itu hak kami! Kami bebas mau ngapain aja disekolah ini!” jawab Winda

“kamu nggak usah makan siang saja deh. Kurus aja seumur hidup! Hahaha!” tawa Zorla dan yang lainnya, lalu, mereka pergi meninggalkan Hana. Semuanya mulai berbisik-bisik.
Hana mendekati Miya yang tadi didorong oleh Diandra.

“kau tidak apa-apa?” Tanya Hana

“tidak apa-apa kok Kak Hana, apakah Kak Hana baik-baik saja?” Tanya Miya

“iya kok, Kak Hana baik-baik saja, kamu, nanti jangan ikut campur urusan Kakak ya? Biar Kak Hana yang mengatasinya. Tapi, terima kasih ya?”

“nggak bisa! Aku nggak tahan kalau Kak Hana jadi seperti itu! Aku mau melindungi Kak Hana!”

“tidak apa-apa kok. Biarkan saja Kakak”
Saat itu, Hana pergi meninggalkannya.

“makan siangku tumpah, sebaiknya Aku membereskan ini deh tidak usah makan saja” batinnya.

-bersambung-

No comments:

Post a Comment