Hana adalah murid kelas 6 SD. Dia
adalah murid teladan di kelasnya, selain pintar, ia juga baik hati dan disukai
semua orang. Itulah sebabnya ia sangat popular di kelasnya. Sekali-kali dia ke
lantai bawah saat istirahat untuk bermain bersama adik-adik kelasnya.
Keluarganya mempunyai toko kue bernama ‘Funny Raimbow cake shop’ yang membuat
banyak kue enak. Sekali-kali Ibunya mengarjakan Hana bagaimana membuat kue yang
enak. Rambut hana berwarna cokelat pendek dikucir 2 kebawah.
Di kelas, saat istirahat pertama,
Winda, teman dekat Hana menghampiri Hana.
“Hana,
hari ini ada rapat mading. Ayo ke ruang rapat! Yang lainnya sudah menunggu!”
katanya
“ah,
sayang sekali ya, hari ini Aku harus main petak umpet bersama anak-anak kelas
1… tapi karena hari ini penting, Aku ikut ayo berangkat!”
Karena
Hana pandai membuat artikel, Hana dipilih oleh Guru untuk bergabug ke kelompok
mading. Kelompok mading adalah kelompok yang mengurusi mading. Ketuanya adalah
Zorla, wakil ketuanya adalah Diandra.
Di ruang rapat…
“karena
sebentar lagi ada festival sekolah, Guru memberi kita tugas untuk membuat
hiasan mading menjadi berubah. Untuk desain mading dibuat oleh Maria, yang
menghiasya adalah Chaca, Kaila, dan Naziva. Untuk pengumuman poster festival
dibuat olehku karena Aku pandai membuat pengumuman poster, untuk menggambar
dibuat oleh Diandra, dan sisanya tidak usah bekerja” jelas Zorla.
“maaf,
Aku tidak setuju. Menurutku, sebaiknya desain mading dibuat oleh Chaca karena
dia baru saja memenangkan kompetisi mendesain rumah. Jadi Aku yakin dia bisa
mendesain papan mading dengan bagus, jadi, Maria bertugas menghias mading
karena dia sudah lama berhasil memenangkan lomba membuat prakarya, selain itu,
nilai kreasinya selalu bagus. Kalau tugas poster pengumuman festival dibuat
oleh Aku dan Winda, Aku mengurusi kata-katanya dan Winda mengursi bagian
gambarnya. Sementara Diandra dan Zorla menggambar. Gambar kalian selalu
bagus-bagus dan lucu kan?” Tanya Hana.
“wah,
Aku setuju! Semua anggota kelompok mading ditugaskan sesuai dengan kemampuannya
masing-masing!” seru Chaca
“NGGAK
SUDI!!!” teriak Zorla
“mengapa
Zorla? Hana kan benar juga?” Tanya Naziva
“Aku
ini kan ketua! Jadi, sebaiknya Aku yang membagikan tugas mading!” bentak Zorla.
“tapi,
nggak kamu juga, kasih kesempatan orang lain untuk membagikan tugas dong!” kata
Chaca
“Zorla
egois sekali!” kata Diandra
“iya!
Kami tidak settuju dengan pendapatmu! Aku tidak bisa mendesain! Lagipula, kau
pasti sengaja membagikan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan kami agar
Guru memarahi kami karena hiasan mading jelek!” tolak Maria
“huh!
Terserah kalian saja! Aku tidak akan membantu!”kata Zorla
“mmm…
teman-teman… ayo kita bekerja sama di rumahku ya? Nanti kalian boleh ambil kue
yang kalian sukai secara gratis di toko kueku!” ajak Hana
“wah!
Setuju!” seru Winda
“Aku
sudah sering ke toko kuenya Hana! Kuenya enak-enak lho!” seru Naziva
“masa
sih? Aku mau coba ah!” seru Diandra
“Hana!!!
Beraninya kau mempermalukan Aku didepan semua orang! Awas saja kau!!!” batin
Zorla.
Esoknya, saat Hana masuk ke kelas,
semuanya mengacuhkan Hana.
“selamat
pagi… tumben semuanya pada diam begini?”Tanya Hana.
Lalu,
Hana kaget saat dia melihat bangkunya kotor dan berantakan, padahal dia selalu
menjaga kerapihan bangkunya. Selain itu, ada tulisan dengan spidol permanent,
tulisan ‘cewek sampah, sok pintar, sombong, jelek, jelek, jelek!’ dan tulisan
‘jelek mati sana!’ melihatnya saja Hana sudah ingin menangis!. Lalu, Zorla
datang kepada Hana. Dia mendorongnya sampai ke dinding kelas.
“aw!
Aduh! Sakiittt!!! Apa yang kamu lakukan Zorla?!”
“wah,
maaf ya, tapi orang lemah sepertimu cocok didorong ke dinding! Hahaha!” tawa
Zorla
“wah,
kasihan deh, nggak ada yang mau nolongin! Bahkan teman-teman kelas
sekalipun!”ejek Diandra.
“semua
teman sekelas sudah nggak peduli lagi padamu! Kamu sih mempermalukanku didepan
semua anggota mading!” bisik Zorla.
“hiks”
Hana
menangis. Tega sekali Zorla berbuat seperti itu, bahkan sampai-sampai dia
ditindas.
Saat makan siang hari ini, menunya
adalah nasi omelet dengan udang goreng dan susu cokelat, menu kesukaan Hana!
Tapi…
PRAK!
Makan
siang Hana dibuang ke lantai oleh Zorla, iandra, dan Winda. Untung saja itu
piring plastik!
“wah,
maaf ya tapi, orang sepertimu cocok makan di lantai didepan semua orang!”kata
Zorla
“he…
hentikan!!!” teriak seorang anak kelas satu berambut pendek dikucir 2.
“bocah!
Jangan ganggu Aku! Bukan urusan kau!” kata Diandra
Hana
kenal dengan anak itu. Anak itu adalah anak kelas satu yang sangat suka bermain
dengannya. Namanya adalah Miya.
“jangan
ganggu Kak Hana! Kak Hana kan lagi makan! Memangnya Kakak mau diganggu seperti
Kak Hana?!”
Miya
memeluk Hana.
“bocah!
Jangan ganggu kami!” Diandra mendorong Miya sampai terjatuh.
Semua
melihat pertengkaran itu
“apa
yang kalian lakukan?! Dia kan anak kelas satu! Berani-beraninya kalian kasar
pada anak yang lebih kecil!” benta Hana
“itu
hak kami! Kami bebas mau ngapain aja disekolah ini!” jawab Winda
“kamu
nggak usah makan siang saja deh. Kurus aja seumur hidup! Hahaha!” tawa Zorla
dan yang lainnya, lalu, mereka pergi meninggalkan Hana. Semuanya mulai
berbisik-bisik.
Hana
mendekati Miya yang tadi didorong oleh Diandra.
“kau
tidak apa-apa?” Tanya Hana
“tidak
apa-apa kok Kak Hana, apakah Kak Hana baik-baik saja?” Tanya Miya
“iya
kok, Kak Hana baik-baik saja, kamu, nanti jangan ikut campur urusan Kakak ya?
Biar Kak Hana yang mengatasinya. Tapi, terima kasih ya?”
“nggak
bisa! Aku nggak tahan kalau Kak Hana jadi seperti itu! Aku mau melindungi Kak
Hana!”
“tidak
apa-apa kok. Biarkan saja Kakak”
Saat
itu, Hana pergi meninggalkannya.
“makan
siangku tumpah, sebaiknya Aku membereskan ini deh tidak usah makan saja”
batinnya.
-bersambung-
No comments:
Post a Comment